BERITA

Jumat, 09 Agustus 2024

Kabupaten Tangerang, Banten -  Penerapan industri beton pracetak dan prategang ke depan diharapkan mampu mempercepat pembangunan proyek perumahan baik rumah tapak maupun rumah susun untuk masyarakat di Indonesia. Adanya pemanfaatan teknologi konstruksi tersebut juga mampu mendorong desain berbasis prototipe serta pengadaan melalui katalog elektronik sehingga meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto yang diwakili Kepala Sub Direktorat Perencanaan Teknis Direktorat Rumah Susun  Direktorat Jenderal Perumahan, Dr. Yuri Hermawan Prasetyo saat menjadi narasumber pada kegiatan “Workshop Road Map Pengembangan Industri Beton Pracetak dan Prategang Pada Proyek Konstruksi di Indonesia” di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (7/8/2024). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR bekerjasama dengan Ikatan Ahli Pratecak dan Prategang Indonesia (IAPPI) dan Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan Indonesia Building Technology Expo (Indo Build Tech).

Menurut Iwan, ada sejumlah proyek pembangunan perumahan yang telah dibangun Direktorat jenderal Perumahan Kementerian PUPR menggunakan teknologi pracetak yakni Rusun dan Rusus. Adapun teknologi yang digunakan antara lain sistem modular seperti Rusun di lima provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur. Sedangkan untuk rumah khusus yakni dengan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) di 12 provinsi dan Rumah Sistem Komponen Instan (RUSPIN) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

“Kami sudah menggunakan teknologi pracetak untuk Rusun dan Rusus untuk masyarakat. Lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia misalnya untuk rumah nelayan di Kota Padang, rumah untuk relokasi masyarakat terdampak bencana di Provinsi Sulawesi Tengah dan Jawa Barat serta pembangunan Hunian pekerja Konstruksi (HPK) di Ibu Kota Nusantara (IKN),” ujarnya.

Lebih lanjut, Iwan menerangkan, salah satu penerapan industri pracetak adalah sistem modular. Sistem tersebut juga memiliki beberapa keunggulan seperti mobilisasi material yang mudah, efisiensi waktu, biaya yang lebih rendah, desain yang fleksibel serta memiliki kualitas yang konsisten.

Selain itu, sistem modular juga mampu mengurangi lombah konstruksi, mengurangi kebutuhan material dan energi di lokasi proyek, perbaikan dan perawatan yang mudah serta mampu mengurangi potensi gangguan di lokasi proyek. Pengadaannya juga mudah dengan menggunakan katalog elektronik dan mampu mendorong produk dalam negeri serta memiliki komponen dalam negeri yang cukup tinggi.

“Kami juga terus berupaya meningkatkan kompetensi para pekerja konstruksi agar mampu memiliki kemampuan dalam perakitan sistem modular. Salah satunya dengan melaksanakan pelatihan serta sertifikasi pekerja konstruksi  sehingga pekerjaan di lapangan bisa berjalan dengan baik dan lancAr dan berkualitas,” terangnya. (BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN KEMENTERIAN PUPR)