"Saya mengucapkan terima kasih banyak atas kerja keras Pak Menteri Tenaga Kerja atas sosialisasi yang telah dilakukan, dari target alokasi rumah subsidi untuk buruh sebanyak 20.000 unit, hingga Agustus 2025 sudah melebih target tercapai 36.629 unit," kata Menteri Ara.
Sebagai bentuk apresiasi, Menteri Ara menginstruksikan kepada Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk menambah alokasi subsidi bagi Buruh. "Saya sudah sepakat dengan Pak Menaker untuk menambahkan alokasi rumah subsidi untuk buruh menjadi 50.000 unit," kata Menteri Ara.
Menteri Ara juga menyampaikan terima kasih kepada para Asosiasi Pengembang yang telah sepakat untuk memberikan bantuan gratis uang muka rumah subsidi bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Ini merupakan sejarah, belum ada pengembang memberikan uang muka gratis. Kalau tidak ada keterlibatan aktif pengembang tidak akan tercipta ekosistemnya. Ini merupakan wujud Berbaginomics sesuai arahan Presiden Prabowo," ujar Menteri Ara.
Menteri PKP juga menyampaikan terima kasih kepada BTN sebagai bank yang paling banyak menyalurkan subsidi perumahan. "Saya tidak ragu, tidak ada yang lebih baik dan lebih masif dari program rumah subsidi dengan efek berganda (multiplier effectnya yang besar)," ujarnya.
Dikatakan Menteri Ara, dengan kuota FLPP tahun ini sebanyak 350 ribu dengan rata-rata pekerja 5 orang untuk 1 unit rumah, maka total sekitar 1.750.000 tenaga kerja terserap. "Apalagi tahun depan jika naik 500 ribu kuotanya," tukas Menteri Ara.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, bahwa program rumah subsidi ini memiliki dampak yang luar biasa, tidak hanya memberikan solusi terkait dengan kesejahteraan buruh, tapi juga menciptakan lapangan. "Ini tentu jadi suatu hal yang menggembirakan bagi kami di Kementerian Ketenagakerjaan. Target kita tadi awalnya 20 ribu unit, ternyata antusiasmenya tinggi
kita sudah menetapkan target yang baru rumah subsidi untuk buruh menjadi 50 ribu sampai akhir tahun," ujarnya.