Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar dan didampingi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri yang ditunjuk menjadi Bendahara Panitia Natal Nasional 2025, Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung dan Dirjen Bimas Katolik Suparman mengadakan pertemuan membahas persiapan Natal Nasional Tahun 2025, Senin (13/10/2025).
"Rapat kali ini dengan Menteri Agama terkait penunjukan saya sebagai Ketua Panitia Natal Nasional 2025. Terima kasih sudah bekerja keras sebelumnya, dan tadi kami sudah rapat, pertama saya akan laporkan kepada Presiden segera," kata Menteri Ara selalu Ketua Panitia Natal Nasional 2025.
Menteri Ara mengatakan akan mengusulkan beberapa tempat untuk menjadi tuan rumah acara Natal Nasional tahun 2025. Pertama, ada Sumatera Utara, Jakarta, NTT, Papua, Maluku, Sulawesi Utara, kemudian Kalimantan Barat, dan Toraja.
"Juga mengenai waktu kami usulkan antara tanggal 26 Desember sampai tanggal 30 Desember 2025. Kemudian juga kita melibatkan semua kalangan, dan kita juga ingin lintas agama untuk bisa bersama-sama. Bapak Presiden selalu ajarkan kita rukun, bersatu," ujarnya.
Menteri Ara ingin perayaan Natal ini bisa berdampak positif bagi persatuan, kerukunan, dan juga bagi ekonomi masyarakat lokal tempat kegiatan sehingga dampaknya bisa dirasakan.
"Jangan sampai kita membuat Natal yang tidak bermanfaat, dan tidak bermanfaat. Saya juga ingin program-program umum Bapak Presiden juga hadir dalam rakyat kegiatan Natal ini yang tidak bisa dipisahkan oleh semua masyarakat seperti MBG, Sekolah Rakyat, Koperasi Merah Putih, dan berbagai macam program-program yang bisa menunjukkan negara hadir. Jadi tadi saya katakan, jangan hanya seremonial, tapi dampaknya," ujarnya.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, bagaimana Natal 2025 ini dapat memberikan positif terhadap segenap warga bangsa Indonesia. Menag memastikan perayaan Natal Nasional 2025 akan digelar secara inklusif dengan melibatkan lintas umat beragama. Menag menyebut, kolaborasi antaragama dalam perayaan nasional merupakan cerminan wajah Indonesia yang damai dan bersatu. (Jay)