JAKARTA — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meninjau permukiman padat penduduk di Menteng Tenggulun, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat sore (14/11/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi kawasan padat yang masih memiliki rumah tidak layak huni (RTLH) di tengah ibu kota.
Di hadapan warga, Menteri Ara menjelaskan bahwa Presiden RI Prabowo telah memberikan arahan agar penataan kawasan kumuh dilakukan secara menyeluruh, dengan fokus menekan kesenjangan antar kawasan permukiman.
“Arahan Pak Presiden, kami harus menata kawasan dan menekan kesenjangan permukiman,” ujar Menteri Ara, didampingi Dirjen Perumahan Perkotaan Sri Haryati, Dirjen Kawasan Permukiman Fitrah Nur, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dan Lurah Menteng Indrawan Prasetyo.
Di Kelurahan Menteng, diketahui terdapat sepuluh RW. Enam RW masuk kawasan kumuh dan empat RW lainnya memiliki tingkat kesenjangan kawasan tinggi. Ia menegaskan bahwa penanganan kawasan kumuh, selain perbaikan fisik, kawasan juga perlu didorong untuk tumbuh secara ekonomi.
“Kami mendukung agar kawasan ini bisa berkembang menjadi kawasan ekonomi atau wisata, sehingga masyarakat memiliki pemasukan tambahan. Rumah-rumah warga bisa dikembangkan menjadi tempat usaha,” lanjutnya.
Menteri Ara juga menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong percepatan pendataan RTLH di Kelurahan Menteng.
Sebagai respons cepat atas kondisi yang ditemukan, Menteri PKP memberikan bantuan renovasi rumah bagi warga yang rumahnya membutuhkan perbaikan segera.
Salah satu penerima bantuan adalah Rukmini (82), warga lansia RT 015 RW 01 Menteng Tenggulun, yang selama bertahun-tahun tinggal bersama suaminya M. Sapri (85), anak, dan cucunya di rumah yang sudah tidak layak huni. Setiap kali hujan turun, atap rumahnya bocor dan air masuk dari bagian depan, membuat mereka sulit tidur dan hidup dalam kekhawatiran.
“Alhamdulillah, kalau beneran bisa direnovasi saya senang sekali. Selama ini kalau hujan atapnya bocor ke mana-mana, jadi nggak bisa tidur. Terima kasih Pak Menteri PKP, Pak Ara, dan Pak Presiden RI Prabowo,” ujar Rukmini dengan mata berkaca-kaca.
Kebahagiaan serupa dirasakan pasangan lansia Katang Sukarta (72) dan Rusmiyati (68) yang telah lebih dari 50 tahun tinggal di rumah tidak layak huni peninggalan orang tua mereka. Mereka menyebut bantuan ini sebagai jawaban atas doa dan penantian panjang selama ini.
“Saya senang sekali, terima kasih. Akhirnya rumah saya bisa diperbaiki,” kata Rusmiyati penuh haru.