Pekanbaru - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Rumah Susun (Rusun) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan hunian layak bagi mahasiswa di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Peresmian rusun tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan, Iwan Suprijanto, di Kota Pekanbaru, Rabu (9/10/2024).
Menko PMK RI menegaskan, rusunawa yang dibangun dengan biaya APBN sebesar Rp 18 miliar itu memang baru bisa diresmikan setelah bangunan tersebut benar-benar sudah difungsikan atau digunakan untuk dihuni oleh sejumlah mahasiswa Umri, yaitu mahasiswa internasional yang kuliah di Umri, mahasiswa Fakultas Kedokteran Umri dan mahasiswa tidak mampu.
"Kita resmikan ketika tempat (rusunawa) ini sudah digunakan. Untuk apa, tentunya untuk memastikan bantuan itu digunakan sesuai dengan tujuan si pemberi bantuan. Kemudian untuk mengecek langsung masih adakah kekurangan-kekurangan dari bangunan rusunawa ini atau kemungkinan ada penyimpangan misalnya, itu bisa diketahui kalau kita sudah datang ke sini pada saat rusunawa itu difungsikan," tegasnya.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera III, Aldino Herupriawan, S.T., M.T. menjelaskan, Rusun Universitas Muhammadiyah Riau ini berlokasi di Jalan Tuanku Tambusai, Kota Pekanbaru. Pembangunan Rusun Universitas Muhammadiyah Riau dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perumahan melalui Balai Pelaksanaan Penyediaan Perumahaan Sumatera III Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Riau dengan waktu pelaksanaan Tahun Jamak (Multi Years Contract) 2022-2023.
Pembangunan Rumah Susun ini terdiri dari 1 (satu) tower dengan tipe 24, 3 lantai, dengan kapasitas hunian sebanyak 43 unit yang dapat menampung 168 mahasiswa, termasuk 2 unit khusus untuk difabel tipe 24.. Rusun dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta dilengkapi dengan meubelair atau furniture yang lengkap.
“Untuk pengadaan meubelair tercatat ada 82 unit tempat tidur susun dan 82 unit lemari dua pintu, empat unit tempat tidur tunggal dan empat unit lemari satu pintu serta 168 unit meja dan kursi untuk belajar para mahasiswa,” Urai Aldino. Rusunawa UMRI memiliki luas lahan 2.400 m² dengan kapasitas untuk 168 orang. Pembangunan ini didanai oleh APBN dengan anggaran sebesar Rp18,6 miliar dan dilaksanakan oleh kontraktor PT. Murda Jaya Abadi.
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, menyatakan bahwa selesainya pembangunan Rusun UMRI diharapkan menjadi hunian yang nyaman serta mendukung lingkungan belajar yang kondusif bagi para mahasiswa, sehingga mereka dapat fokus pada prestasi akademik. Selain rusunawa Umri, PUPR sendiri sudah membangun beberapa rusunawa yang tersebar di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau dari tahun 2023 dan tahun 2024, yakni di Siak, Kampar, Dumai, Rokan Hulu, Pekanbaru dan beberapa kabupaten lainnya.
"Ini menandai upaya kita meningkatkan pemanfaatan infrastruktur yang dibangun. Kita (PUPR) memiliki tugas membangun infrastruktur agar langsung dimanfaatkan. Artinya upaya yang kita lakukan sebagai upaya percepatan, begitu selesai harus segera dimanfaatkan. Rusunawa ini dibangun dengan biaya dari APBN dan karena menggunakan uang negara maka harus dimanfaatkan sesuai kebutuhan. (Rusunawa) ini hanya boleh diresmikan kalau sudah difungsikan. Saya berharap rusunawa Umri dapat memberikan manfaat sepenuhnya kepada mahasiswa/i dan selalu dirawat seperti rumah sendiri," ujar Dirjen.
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, Dr. H. Saidul Amin, mengapresiasi pembangunan ini. “Kami berterima kasih kepada Kementerian PUPR atas pembangunan Rusunawa ini. Sejak digunakan, fasilitas ini telah menjadi pusat berbagai kegiatan kemahasiswaan, mendukung mahasiswa dalam belajar dan mengembangkan diri,” ujar Saidul Amin.